Banjir Dorang
Jalanan di Dorang terendam banjir

JEPARA – Banjir Dorang telah memasuki hari ke-6. Debit air mengalir masih deras. Hampir seluruh jalanan terendam air, khususnya di dukuh Gempol, Dorang Kidul dan Tapen. 90 persen persawahan dengan padinya sudah terendam dan terancam mati tanpa bisa dipanen.

Masjid Taqwa Dorang Jumatan dalam Kepungan Air. Jumat (06/01/2023 M, 14 Jumadil Akhir 1444 H)

Banjir telah merendam desa Dorang selama sepekan. Sampai berita ini diturunkan air belum menandakan surut.

Para warga sibuk menyelamatkan keluarga dan harta bendanya. Hampir seratus persen jalanan sudah terendam air dan puluhan rumah terendam.

Masjid Taqwa Dorang tetap mengadakan sholat Jumat dalam kepungan air banjir. Walaupun tidak sepadat hari biasa namun jamaah tetap banyak.

Abu Darwisy warga desa Dorang saat memantau suasana banjir

Dalam Khutbahnya Ustaz Iqbal Hidayatsyah Noor, M.Pd menjelaskan bahwa bencana banjir adalah ujian dari Allah Swt. ” Ambillah hikmah dari musibah ini dengan semakin taqorub ilallah dan memperbaiki kondisi alam yang rusak. Kerjasama para pengambil keputusan untuk mencegah banjir di kemudian hari”, ujar Ustaz Iqbal Hidayatsyah Noor, M.Pd.

” Para warga berharap bantuan logistik bisa merata dan minta pintu air ke sungai (SWD 2) segera diusahakan di tahun 2023″, kata Abu Darwisy, jamaah Masjid Taqwa Dorang berharap.

Di sisi lain bencana banjir banyak warga yang datang untuk menyerahkan bantuan dan membantu korban banjir. Tidak sedikit yang datang bergerombol dengan temannya sekedar bermain air dan foto selfi.

Banjir Dorang bagi mereka layaknya wisata air gratis. Sungguh hal ini mengganggu relawan dalam mengakses korban banjir yang butuh kecepatan.

Sesungguhnya penikmat wisata banjir sungguh tidak elok di tengah para warga korban banjir yang sedang berjuang mengevakuasi keluarga, para pengunjung tertawa bahagia tanpa ada empati dan simpati.

Kopka Gunadi, anggota TNI AD dari Kodim Jepara berpesan bahwa jangan lagi ada pengunjung berfoto-foto tanpa ada bantuan yang diberikan kepada masyarakat yang tertimpa banjir. Karena bencana banjir bukan tujuan wisata.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh tokoh masyarakat ( Tomas) desa Dorang, KH Badrudin, tokoh masyarakat juga tokoh agama ( Toma) desa Dorang berharap bahwa penambahan pintu air di sungai SWD 2 adalah keharusan agar banjir tidak terjadi tiap tahun.

” Kerugian dan pemiskinan kepada para petani sungguh menyedihkan karena banjir petani tidak bisa menuai hasil pertaniannya”, ungkap KH Badrudin.


Edi sulton

Merdeka Jaya Pos

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan