SURAKARTA – Ketua Tapak Suci (TS) Jateng H. Wiwoho Aji Santoso, S.Pd., P.Ua. apresiasi Turnamen Silat Nasional I Tapak Suci UMS, yang di selenggarakan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Tapak Suci Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) berjalan dengan sukses.
terbukti sebanyak 1.000 atlet silat tapak suci mengikuti Turnamen silat Nasional I Tapak Suci yang berlangsung di Edutorium KH Ahmad Dahlan, UMS
Sebagai seorang Pendekar Utama tapak suci, Ketua TS jateng Wiwoho apresiasi atas pelaksanaan turnamen silat nasional I Tapak suci di UMS yang melibatkan lebih dari seribu atlet dari 11 provinsi.
” Saya sangat bahagia. Turnamen silat nasional I tapak suci di UMS ini menjadi media evaluasi diri baik untuk pelatih maupun atlet yang selama ini telah melatih dan berlatih. Selain itu, ajang ini juga menjadi tempat pembinaan kader persyarikatan,” ujar Wiwoho Aji Santoso dalam wawancara di sela-sela acara pada Selasa, (28/1/2025 M, 28 Rajab 1446 H).
Ketua Pimpinan Wilayah Tapak Suci (TS ) Jateng ini menilai meskipun Kejuaraan silat nasional ini bukan acara resmi dari Tapak Suci, namun agenda yang terlaksana oleh mahasiswa menjadi pengalaman berharga.
“kegiatan Turnamen / kejuaraan silat nasional Ini adalah pembelajaran penting bagi mahasiswa untuk mengelola sebuah acara besar, mulai dari koordinasi hingga bersosialisasi dengan berbagai pihak, seperti IPSI, kepolisian, sponsor, dan dunia usaha,” lanjutnya.
Kejuaraan Silat Nasional Tapak Suci di UMS Libatkan UMKM
Selain itu, ketua TS jateng juga apresiasi keterlibatan UMKM dalam acara Kejuaraan silat nasional tapak suci di ums yang menurutnya menjadi salah satu bentuk kolaborasi antara Ortom (Organisasi Otonom), persyarikatan, amal usaha, dan masyarakat.
Meskipun demikian, ketua TS jateng menggarisbawahi pentingnya evaluasi dalam penyelenggaraan turnamen ini.
“Misalnya, ada kesalahan dalam pendaftaran, seperti atlet putra yang terdaftar di kategori putri. Ini harus jadi pelajaran untuk lebih teliti ke depannya,” katanya.
Dia juga menekankan pentingnya kolaborasi yang lebih solid antara manajer, official, dan panitia agar kejadian-kejadian teknis dapat terkurangi. Namun, secara umum, ia memuji inovasi seperti tampilan jadwal di layar, yang dianggap sangat membantu kelancaran acara.
Ketika ditanya mengenai pesan untuk para atlet, Wiwoho Aji Santoso mengingatkan pentingnya kesiapan mental dan fisik. ia mengutip pesan dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah bahwa perjalanan dalam pertandingan akan menghadapi banyak tantangan.
“Atlet harus disiplin, sportif, dan qanaah, yaitu menerima apapun hasilnya dengan lapang dada. Selain itu, kesiapan mental adalah kunci, karena dalam pertandingan seperti ini, segala kemungkinan bisa terjadi,” ungkapnya.
Kejurnas silat tapak suci ini tidak hanya menjadi ajang kompetisi, lanjutnya, tetapi juga wadah pembinaan karakter generasi muda Muhammadiyah melalui pencak silat. Harapannya, kegiatan ini terus mendapatkan dukungan dari perguruan tinggi Muhammadiyah dan keluarga besar persyarikatan.