DEMAK Merdekajayapos.com – Rektor Universitas Muhammdiyah Surakarta (UMS) Prof. Dr. Sofyan Anif, M.Si. menyampaikan Khotbah Idul Adha dengan tema “Membangun Karakter Bangsa yang Unggul Melalui Semangat Hari Raya Qurban 1443 H” di pelataran Rumah Sakit Pembinaan Kesejahteraan Umat (RS PKU) Muhammadiyah Hj. Fatimah Sulhan Demak, Sabtu 10 Dzulhijjah 1443 H (9/7/2022 M).
Rektor UMS saat dikawal Kokam |
Hakekat Qurban Bangkitkan Karakter unggul Bangsa
“Hakekat berqurban yakni sebagai ungkapan rasa kepatuhan sekaligus ketaatan, tuntunan perjuangan, rasa syukur atas nikmat Allah dan sebagai bentuk kepedulian sosial,” tegas Sofyan Anif dalam khotbahnya.
Selain itu berqurban merupakan perwujudan terbentuknya masyarakat utama menuju Indonesia berkemajuan, dan sebagai penerapan dari hati yang beriman yang diwujudkan dalam bentuk kepatuhan dan ketaatan menjalankan perintah Allah.
Anif juga menyampaikan bahwa Covid 19, telah berangsur-angsur menunjukkan penurunan yang tajam dibangdingkan Idul Adha tahun lalu. Meskipun ditengarai masih ada varian Omicron tetapi relatif jauh lebih aman dibandingkan jenis- jenis Delta dan Alpha.
Disadari atau tidak, lanjut dia, dampak pandemi Covid 19 sampai saat ini masih dirasakan dalam berbagai aspek kehidupan. Bahkan yang lebih mencolok dampaknya telah masuk pada ranah menurunnya moralitas bangsa.
Sholat idul adha di RS PKU Muhammadiyah Hj. Fatimah Sulhan Demak |
Menurutnya, Penurunan moralitas bangsa juga didorong oleh berbagai kepentingan kelompok politik tertentu, yang selanjutnya dikhawatirkan bisa menimbulkan perpecahan bangsa.
Yang menyebabkan menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan dan menunjukkan makin rendahnya karakter bangsa kita dalam kancah dunia global kita menjadi sebagai bangsa yang bermartabat rendah.
Soroton terhadap rendahnya karakter bangsa justru lebih dialamatkan kepada kelompok agama tertentu yaitu umat Islam Indonesia. Munculnya isu radikalisme, terorisme, dan sekulerisme merupakan bagian kenyataan yang tidak bisa dipungkiri. Bahkan ada sekelompok orang yang secara terang-terangan telah menuduh bahwa ada sekolompok umat Islam yang dalam penerapan pemahaman syariatnya sebagai bentuk yang anti Pancasila, anti NKRI, dan anti Kebhinekaan.
Selain itu lebih tragis lagi ada kelompok masyarakat yang menuduh bahwa Islam adalah agama yang menghambat pembangunan di Indonesia dan bertentangan dengan dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia yaitu Pancasila.
Mereka kelompok yang menuduh Islam anti Pancasila tidak mengakui bahwa kehadiran Bangsa Indonesia, Negara Kesatuan Republik Indonesia ini adalah merupakan hasil sebagian besar perjuangan para ulama dan tokoh- tokoh nasional yang didukung penuh oleh umat Islam yang jumlahnya mayoritas.
Sofyan Anif dalam akhir khotbahnya menyampaikan bahwa Idul qurban yang dilaksanaka setiap tahun dalam bentuk penyembelihan hewan qurban, dengan nilai semangat berqurban dan pengabdian yang terkandung di dalamnya akan mampu menghidupkan kembali nilai-nilai luhur bangsa yang telah mengalami erosi tersebut, sehingga akan mampu menjadi motivasi diri untuk memberikan sesuatu yang terbaik bagi bangsa dan negara dalam menciptakan Indonesia yang berkamajuan, rakyatnya sejahtera lahir batin di bawah naungan ridha Allah Swt.
Dia berharap dengan penyerapan nilai ketauhidan melalui semangat berqurban dan pengabdian, bisa dibangun moralitas bangsa, serta tumbuh suburkan rasa solidaritas terhadap saudara-saudara sebangsa untuk bersama-sama memajukan Indonesia.
Edi sulton