BANJARNEGARA Merdekajayapos.com – Ketua Ex FPI Kab. Banjarnegara Ustadz Muhammad Khozin Bin Hasyim menghimbau para pengikut Habib Rizieq agar tidak melakukan aksi atau kegiatan yang bersifat mengumpulkan massa pasca kebebasan Habib Rizieq mengingat saat ini masih dalam pandemi covid-19, juga mengingatkan agar masyarakat tak terpengaruh dengan ajakan yang mengarah pada tindakan radikal intoleran yang menimbulkan kegaduhan. Rabu (03/08/2022).
Ustadz Khozin juga mengingatkan masyarakat untuk hati-hati pada ajakan-ajakan yang mengarah pada tindakan radikal intoleran yang menimbulkan keresahan masyarakat.
“Kita menyadari bahwa hari ini NKRI sedang di rong-rong dari dalam pemerintahan, kita harus waspada..”tutur Ustadz Khozin Bin Hasyim.
Manurut Ustadz Khozin Bin Hasyim bagi FPI Negara Indonesia adalah final meski begitu, Ex FPI Kab. Banjarnegara tersebut tak memungkiri adanya ideologi-ideologi yang berkeliaran disekitar masyarakat yang berusaha menghasut dan ingin merubah dasar Negara Indonesia.
“Kita harus kembali pada jati diri kita, pada ulama-ulama kita. Kita pelajari sejarah ulama-ulama yang lurus, hati-hati yang namanya kapitalis sosialis itu ada dan selamanya akan berusaha menghasut untuk merubah Negara kita menjadi Negara yang hancur,”terangnya.
Ustadz Khozin Bin Hasyim mengungkap bahwa Ex FPI sangat Pancasilais, hal itu dibuktikan dengan dirinya dan kelompoknya yang sudah memasang bendera merah putih lebih dulu di lingkungan sekitar rumahnya, dirinya berpesan pada masyarakat agar tetap menjaga toleransi umat beragama yang sudah dirintis sejak dulu.
“Kita sangat menghargai perbedaan-perbedaan dalam agama, dalam akidah, dan perbedaan dalam khilafiyah. Kita harus menjaga perbedaan itu yang mana perbedaan itu akan menjadi rahmat bagi kita,”ungkapnya.
Sejauh ini pihaknya belum ada rencana untuk menemui Habib Rizieq setelah keputusan bebas bersyaratnya pada Rabu (20/07) lalu dikarenakan berbagai faktor antara lain menjaga nama baik Habib Rizieq
“Penting untuk menjaga pribadi kita dan kelompok kita agar jangan sampai perbedaan mahzab dan amaliyah menjadi pemecah bangsa,” tutupnya.
@ries