JEPARA – Dandim 0719/Jepara Letkol Inf Mokhamad Husnur Rofiq, S.I.P., bersama Forkopimda Gubernur Jawa Tengah (Jateng) menghadiri Apel dalam rangka Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) yang dilaksanakan di Lapangan Tirta Samudera, Bandengan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Sabtu, (22/10/2022).
Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) yang dilaksanakan di Lapangan Tirta Samudera, Bandengan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Sabtu, (22/10/2022) |
HSN 2022, Gubernur Jateng Ganjar Pimpin Apel HSN di Bandengan
Dalam pelaksanaan Apel Hari Santri Nasional (HPN) tersebut dipimpin langsung oleh Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo dan dihadiri sepuluh ribu peserta, mereka berasal dari berbagai unsur warga nahdliyyin dan lainnya. Ribuan santri dari berbagai pesantren dan pelajar dari berbagai madrasah tumplek blek di agenda nasional.
Apel HSN Tahun 2022
Di kesempatan apel HSN tahun 2022 di Lapangan Bandengan itu, Ganjar mengatakan santri memiliki peran amat besar bagi keberlangsungan Bangsa Indonesia. Terutama santri milenial yang mulai banyak tampil di panggung nasional maupun dunia.
“Banyak sekali santri yang mondok, tapi bisa selesai S2, S3, itu keren. Dan banyak fasilitas negara bisa diberikan,” kata Ganjar Pranomo Gubernur Jawa Tengah (Jateng).
Dalam apel HSN itu, dibacakan pula Resolusi Jihad Nahdlatul Ulama (NU). Berpijak pada itu, Ganjar mengajak para ulama dan santri meningkatkan spirit memajukan bangsa di era digital teknologi ini.
“Santri tidak boleh salah arah atau salah langkah, dengan tidak memiliki skill atau ketrampilan dalam mengoperasikan teknologi,” jelas Ganjar.
Ganjar juga mengajak para santri untuk aktif membuat konten yang humanis dan menyemai kedamaian di media sosial. Lewat itu, diharapkan bisa menguatkan ukhuwah dan persatuan bangsa.
Ajak Santri Melek Teknologi
Gubernur Jateng Ganjar mengaku senang dengan kemajuan santri yang dulu sering dianggap gagap teknologi. Namun, sekarang banyak yang sudah melek teknologi.
”Santri harus menjaga tradisi yang layak dipertahankan. Dan berinovasi dengan melakukan hal-hal baru agar tidak ketinggalan jaman. Memang santri kuno? Enggak lah ya,” imbuh Ganjar.
Meskipun santri dituntut untuk mempelajari ilmu teknologi, lanjut Ganjar, mereka harus tetap mempelajari ilmu agama sebagai dasar dan pijakan hidup.
@ries