Relawan supriyanti (japrek) bagikan paket sembako |
PATI – Bhaksos bersama Supriyanto anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah komisi C asal kota Pati, kembali menggelar berbagai bantuan sosial diantaranya membagikan paket sembako. Politisi Golkar asli putra Jatiroto Kayen yang akrab disapa (Japrek) dengan jiwa sosial tinggi menaruh harapan dan rasa empati atas musibah bencana banjir yang melanda berbagai wilayah kab. Pati saat ini, kamis tgl (05/01/23).
Relawan Japrek distribusikan Sembako
Kegiatan bhakti sosial pendistribusian paket sembako ini bersama para relawan Supriyanto (Japrek) dan BPR BKK Pati khusus di Pati selatan yang saat ini masih minim pendistribusian sembako akan dilakukan di desa Pesagi dan desa Pasuruan kec. Kayen Pati.
CSR BPR BKK Pati bagikan 260 paket sembako
CSR BPR BKK Pati dengan pendistribusian 260 paket sembako berupa beras (2,5) kg, mie instan, gula dan teh. Kegiatan bhasos perwakilan langsung dari Direktur Pemasaran PT BPR BKK Pati (Perseroda) Kurniawan NH, S.Sos bersama karyawan sudah dilakukan ke enam kalinya sejak banjir bandang di desa Sinomwidodo, Godo.
Bantuan paket sembako ini untuk meringankan beban saudara” kita yang terkena dampak musibah banjir. Mandeknya perekonomian perdesaan yang mengandalkan hasil pertanian cukup membuat para petani kelimpungan, dikarenakan banjir yang hampir merusak sebagian hamparan sawah yang saat ini memasuki MT 1, gagalnya panen harus menjadi perhatian pemerintah dan menjadi PR bagi kita semua agar kejadian tidak terulang kembali,” tutur pria yang akrab disapa Japrek.
Dan semoga warga dan masyarakat bisa terbantu dengan adanya kegiatan kami bhaksos relawan (Japrek) Supriyanto. Bahwa kami ada dan hadir ditengah tengah masyarakat yang terkena musibah bencana banjir saat ini,” terangnya.
Hal utama bagi kami para warga dan masyarakat desa Pasuruan sangat mengapresiasi dengan adanya kegiatan relawan Japrek dan CSR BKK Pati, bantuan ini sangat berarti bagi warga kami untuk bisa bertahan ditengah musibah banjir yang hampir meluluhlantakan sendi perekonomian kami kaum tani, yang hampir 80% gagal panen,” tutup kades Pasuruan Nurul Huda. (RED)