![]() |
Duet pelatih Sepaktakraw putri Jepara Rifa’i ( kiri) Dani Slamet Pratama ( kanan) |
JEPARA – Regu Sepak takraw putri Jepara berhasil meraih juara 1 kejurprov Sepak takraw yunior 2022 di GOR Welahan Jepara pekan lalu. Tentu keberhasilan tersebut tak luput dari peran duet dua pelatih yang membimbingnya.
Profil Dua Pelatih Sepak Takraw Jepara
Duet dua Pelatih yang mengatarkan tim Sepak takraw putri Jepara meraih juara 1 pada kejurprov yunior 2022 adalah Rifa’i seorang pelatih sepak takraw kawakan dan pelatih muda Dani Slamet Pratama.
Rifa’i Pelatih Sepak Takraw Jepara
Rifa’i adalah seorang pelatih sepak takraw sarat pengalaman kelahiran Jepara 6 Desember 1963 dengan gelar sarjana pendidikan yang sehari-hari menjadi guru olahraga SD Negeri 1 Kendeng Sidialit.
Dengan kiprahnya sebagai pelatih Sepak takraw mulai tahun 80an cukup kenyang asam garam melatih Sepak takraw. ” Untuk tahun pasti melatih saya tidak ingat, namun bulan September 1992 saya sudah membawa tim sepaktakraw Jawa tengah ke kejurnas di Bandung Jawa Barat.
Banyak suka duka dalam melatih sepak takraw, sukanya adalah saya merasa bangga bahwa bisa mensukseskan atlit- atlit sepak takraw menjadi atlit -atlit Jawa tengah, nasional maupun internasional. Untuk itu untuk diri saya merasa bangga.
Untuk dukanya juga banyak, untuk Sepak takraw itu keluarga dinomorduakan nomor satu sepak takraw, kalau ada apa-apa seperti Kejuaran ke luar kota apa propinsi ya Sepak takraw didahulukan baru keluarga”, ungkap pria yang tinggal di Kendeng Sidialit RT 7 RW 2 Welahan Jepara. Rabu 21/12/2022.
![]() |
Pelatih Sepaktakraw putri Jepara saat memberikan arahan |
Dani Slamet Pratama Pelatih Sepak Takraw Jepara
Dani Slamet Pratama adalah Pelatih sepak takraw muda kelahiran Jepara 22 April 1991. Pelatih muda yang juga seorang dosen PJKR UPGRIS. Selain itu juga pelatih POMNAS Sepak takraw Jepara.
Disinggung tentang suka dukanya melatih Sepak takraw, pria yang tinggal di Kendeng Sidialit RT 4 RW 1 Welahan Jepara ini mengatakan, “Saya melatih sepak takraw sejak tahun 2019, ada suka dukanya, senangnya kalau anak asuh menang kalau kalah ya sedih. Perasaan bangga, terharu, ingin melatih untuk kejuaraan yang lebih tinggi lagi”.
Edi sulton