JAKARTA – Perhimpunan Pelajar Indonesia Dunia ( PPI Dunia ), dorong pemerintah tingkatkan keamanan data nasional, pernyataan tersebut di sampaikan karena keprihatinan yang mendalam atas insiden serangan ransomware yang menimpa Pusat Data Nasional Sementara ( PDNS ) di Surabaya.
Menurut PPI Dunia serangan keamanan data nasional PDNS ini berdampak serius pada 282 data lembaga pemerintahan, termasuk 30 kementerian dan lembaga, serta 48 lembaga kota.
Kronologi serangan keamanan data nasional PDNS di mulai pada 17 Juni 2024 sekitar pukul 23.15 WIB,
ketika fitur keamanan Windows Defender di nonaktifkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Aktivitas berbahaya mulai terdeteksi pada 20 Juni 2024 pukul 00.54 WIB, termasuk instalasi file berbahaya, penghapusan sistem file yang penting, dan penonaktifan layanan yang berjalan.
Pada 26 Juni 2024, di ketahui bahwa serangan keamanan data nasional ini mengakibatkan kerusakan yang luas, meskipun beberapa instansi berhasil melakukan pemulihan data.
Serangan ini menggunakan ransomware bernama BrainChipper, yang mencegah pengguna mengakses sistem mereka kecuali tebusan sebesar US$ 8 juta atau sekitar Rp 131 miliar di bayarkan.
Kami PPI Dunia dorong pemerintah untuk memulihkan akses yang terdampak secepatnya dan tingkatkan keamanan sistem informasi data nasional.
Belajar dari negara-negara lain yang telah berhasil menangani ancaman siber, kami PPI Dunia menyarankan Indonesia untuk tingkatkan sistem keamanan sibernya.
Negara-negara seperti Belgia, yang memiliki salah satu sistem keamanan siber terbaik di dunia, telah menunjukkan pentingnya memiliki infrastruktur digital yang kuat dan responsif.
Mereka mengimplementasikan strategi keamanan siber yang komprehensif, melibatkan kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat, serta investasi yang signifikan dalam teknologi keamanan.
PPI Dunia juga mengkritik tata kelola keamanan siber dan data di Indonesia yang saat ini masih memiliki banyak kelemahan.
Tidak memiliki back-up data menunjukkan bahwa pemerintah abai terhadap resiko hilangnya data masyarakat Indonesia.
Kurangnya kesiapan dan respons cepat terhadap serangan siber menunjukkan perlunya peningkatan signifikan dalam strategi keamanan siber nasional.
Kami PPI Dunia mengajak seluruh instansi pemerintah dan sektor terkait untuk lebih serius dalam menangani isu ini,
termasuk melalui peningkatan kesadaran dan pendidikan tentang ancaman siber serta penggunaan teknologi keamanan yang lebih canggih. Sebagai solusi, PPI Dunia
PPI Dunia usulkan langkah konkret tingkatkan keamanan data nasional PDSN
- Pemerintah perlu mengadopsi pendekatan proaktif dalam mengelola risiko siber dengan mengimplementasikan sistem pemantauan dan deteksi dini yang canggih.
- Mendorong Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Badan Siber dan Sandi Negara, PT Telkom Indonesia untuk berkolaborasi memperbaiki tata kelola keamanan siber dan data di Indonesia.
- Penting untuk mengadakan pelatihan dan simulasi rutin untuk tingkatkan kesiapan respons terhadap insiden siber.
- Membangun kerjasama internasional dengan negara-negara yang lebih maju dalam keamanan siber untuk belajar dari praktik terbaik mereka.
- Infrastruktur siber yang up-to-date guna menjamin keamanan data masyarakat Indonesia.
- Tingkatkan investasi dalam penelitian dan pengembangan teknologi keamanan siber di dalam negeri.
Kami berharap insiden serangan keamanan data nasional PDSN ini menjadi pembelajaran berharga bagi kita semua untuk lebih waspada dan proaktif dalam menghadapi ancaman siber.
PPI Dunia siap mendukung upaya-upaya peningkatan keamanan siber melalui berbagai program edukasi dan kolaborasi lintas sektor.
Kami mengapresiasi kerja keras pemerintah dalam menangani insiden ini dan berharap agar pemulihan dapat segera terlaksana dengan baik sehingga layanan pemerintahan dapat kembali berjalan normal.
@ries